Padang Tualang – Lima bulan berlalu, laporan dugaan pencabulan yang dialami -sebut saja Bunga-, belum juga ada titik terang. Bocah kelas 3 SD ini, kerap ketakutan saat bertemu dengan S sang predator anak yang juga tetangganya itu. Bahkan, Bunga kerap dirundung (bully) teman sekolahnya, karena kasus itu sudah mencuat di tengah masyarakat.
Peristiwa yang mengguncang psikologis Bunga itu, terungkap pada akhir Desember 2023 lalu. Anak gadis S, menceritakan perilaku bejad ayahnya itu kepada ibu Bunga. Hal itu pun membuat keluarga besar Bunga berang.
“Waktu itu anak si S cerita tentang kebejadan bapaknya. Anakku diajak ke rumahnya dan disuruh duduk di sofa. Di situ anakku diciumi dan diraba kemaluannya dan diberi uang Rp2000,” ungkap ibu Bunga kepada awak media, Kamis (27/6/2024) siang.
Dengan penuh kekesalan, malam itu anak gadis S menceritakan semua perilaku menyimpang ayahnya. Menyusul hal itu, Bunga juga menceritakan hal yang ia alami kepada orang tuanya.
Atas dasar hal itu, orang tua Bunga kemudian membuat laporan ke Mapolres Langkat. Pengaduan mereka pun ditermi dangan tanda bukti laporan Nomor : STPL/B/05/I/2024/SPKT/POLRES LANGKAT/POLDA SUMATERA UTARA, pada tanggal 5 Januari 2024.
Kini, sudah lima bulan berlalu. Namun S terlihat bebas berkeliaran di sekitar kediamannya. Bahkan, S dengan jumawa mengatakan kalau dirinya tak bisa ditangkap polisi. Meski ia pernah menghilang dari kampungnya, melarikan diri dari persoalan tersebut.
Parahnya, S menebar isu tak menyenangkan di tengah masyarakat. Ia mengaku sudah menjual ladangnya, untuk menyelesaikan perkara tersebut. Bahkan S mengaku kalau dia sudah berdamai dengan keluarga Bunga.
“Kami minta prosesnya terus berlanjut dan si S itu segera ditangkap. Sakit kali hati ini dengar kabar kalau kami sudah berdamai dan menerima uang dari si S. Psikologis anakku terganggu. Dia ketakutan kalau melihat S dan dibully teman sekolahnya,” tutur orang tua bocah malang itu.
Bunga menerangkan, dirinya kerap diajak jalan-jalan dengan S dan diberi uang jajan. Pernah juga S membawa Bunga ke ladang dan dilecehkan di sana.
“Dulu sering diajak kakek itu jalan-jalan naik kereta. Pernah juga dibawa ke ladang. Gitu siap jalan-jalan, kakek itu selalu bilang jangan kasih tau orang lain dan ngasih uang. Nanti kita jalan-jalan lagi kata kakek itu,” kata Bunga dengan mimiknya yang polos.
Keluarga Bunga berharap, agar aparat penegak hukum (APH) serius menangani perkara terebut. Mengingat, sudah 5 bulan berlalu, namun perkembangan perkara tersebut terkesan diam di tempat. S masih bebas berkeliaran sembari melontarkan kata-kata menantang dengan jumawa.
Kanit PPA Polres Langkat AIPDA Ninit enggan memberikan komentar terkait perkara tersebut. Ninit bungkam saat jurnalis melakukan konfirmasi via pesan WhatsAppnya. (Ah/Ris)