Jakarta – Pasukan Pertahanan Israel (Israel Defense Forces/IDF) menyatakan tengah bersiap menyerang Lebanon usai pemimpin Hizbullah, Hassan Nasrallah, membuka semua opsi terkait konflik di perbatasan negara tersebut.
Kepala Staf Umum IDF Herzi Halevi mengatakan pasukannya siap menyerang Lebanon selatan, daerah kekuasaan Hizbullah, dan bahkan bisa kapan saja menggempur bagian utara.
“Kami siap untuk menyerang di utara kapan pun,” kata Halevi, dikutip Al Jazeera, Senin (6/11).
Halevi menegaskan serangan itu ia yakini benar-benar bisa terjadi seiring dengan tujuan Israel yang ingin memulihkan keamanan di perbatasan.
“Kami tahu itu bisa terjadi. Kami punya tujuan yang jelas untuk memulihkan situasi keamanan jauh lebih baik di perbatasan, bukan hanya di Gaza.”
Pernyataan Halevi ini diucapkan setelah tentara Israel menyerang Lebanon selatan pada Minggu (5/11) hingga menewaskan seorang nenek dan ketiga cucunya yang berusia di bawah 15 tahun.
Perdana Menteri Lebanon Najib Mikati mengecam serangan itu sebagai “kejahatan menjijikkan yang dilakukan Israel.”
Pernyataan Halevi juga dilontarkan usai Nasrallah pada Jumat (3/11) menyatakan bahwa Hizbullah membuka semua opsi di perbatasan Lebanon.
Nasrallah mengatakan milisinya “sudah meningkatkan operasi dari hari ke hari dan memaksa Israel menempatkan pasukannya di dekat perbatasan Lebanon, bukan di Gaza maupun Tepi Barat.”
“Semua skenario terbuka di depan Lebanon. Semua opsi bisa diadopsi,” kata Nasrallah dalam pidato publiknya, Jumat (3/11).
Nasrallah bicara demikian dalam pidato publik perdananya merespons perang Hamas vs Israel yang pecah 7 Oktober lalu.
Pernyataannya itu menjadi sorotan dan ditunggu-tunggu seluruh dunia karena hingga kini belum ada satu pun komentar darinya menanggapi agresi Israel di Gaza.
Konflik di Timur Tengah ini sendiri sudah meluas hingga ke Lebanon selatan dan melibatkan milisi Hizbullah. Sejumlah media melaporkan sekitar 50 anggota Hizbullah tewas dalam serangan Israel di Lebanon selatan. (CNNIndonesia)