Langkat – Persoalan salah tangkap Ketua NasDem Sumut Iskandar ST kian menegang. Ribuan kader Barisan Pendukung Ricky Anthony (BAPERA) siap mengepung Mako Polrestabes Medan, jika tak ada permohonan maaf dari Institusi Polri.
“Kita meminta kepada Kapoldasu untuk memberi klarifikasi secara detail peristiwa salah tangkap terhadap Ketua DPW NasDem Sumut pak Iskandar ST. Harus meminta maaf dan diumumkan secara terbuka kepada publik,” tegas Legianto, Kordinator BAPERA, Jum’at (17/10/2025) pagi.
Tak hanya itu, Legianto juga mendesak, agar oknum polisi yang terlibat dalam persoalan itu untuk segera dicopot. Jika tidak, ribuan massa BAPERA akan mengepung Mako Polrestabes Medan dan menggelar aksi di sana.
Bagi kader BAPERA, kejadian tersebut tak bisa dianggap hanya sekadar kesalahan biasa. Ketidakprofesionalan oknum polisi, harus dipertanggungjawabkan di hadapan publik. Sehingga, masyarakat bisa mengetahuinya dengan terang dan transparan.
Sanksi Tegas
“Tidak masuk akal saat mau menangkap orang, tapi oknum polisi tak tau siapa yang akan di tangkap. Jangan sampai ada unsur kesengajaan oknum yang sengaja mempermalukan pimpinan kami. Harus ada yang bertanggungjawab,” ketus Legianto.

Semua oknum yang terlibat, harus diberi sanksi tegas. Hal ini harus menjadi pelajaran dan agar tidak terulang kembali. Sehingga tidak ada korban lain, khususnya kepada masyarakat awam.
Diinfromasikan, Ketua DPW NasDem Sumut Iskandar ST jadi korban salah tangkap terduga pelaku judi online (judol), Rabu (15/10/2025) malam. Ia, dipaksa turun dari Pesawat Garuda Indonesia dengan nomor penerbangan GA 193 yang ditumpanginya oleh sekelompok oknum polisi dari Polrestabes Medan.
Ketua Umum Komando Bela Tanah Air (KOMBAT) ini sempat diperiksa sementara di dalam kabin pesawat. Padahal, saat itu pesawat akan segera lepas landas dengan rute penerbangan Kualanamu-Soekarno Hatta.
Sempat Diamankan
Iskandar ST dalam pesan tertulisnya membenarkan hal tersebut. Ia sempat diamankan sementara di dalam pesawat. Jadwal penerbangan pukul 19.25 pun tertunda alias delay. Padahal, semua penumpang sudah berada di dalam pesawat.
“Penumpang sudah di dalam pesawat dan sudah siap lepas landas. Tiba-tiba datang sejumlah polisi berpakaian preman bersama Avsec Bandara Kualanamu dan kru pesawat. Mereka (polisi) mau nangkap pelaku judi online,” beber Iskandar.
Kebetulan, kata Iskandar, nama target polisi tersebut sama seperti namanya. Jadi, gerombolan polisi itu diduga kuat telah melakukan salah tangkap. Kesannya, personel aparat keaman tersebut tidak profesional dalam menjalankan tugasnya.
Setelah menyadari perbuatannya salah, beberapa orang oknum polisi langsung bergegas pergi. Bahkan, oknum yang berpakaian preman tak ada yang mengaku sebagai polisi. Mirisnya, gerombolan yang sudah buat riuh di dalam kabin pesawat itu sudah pun mengantongi surat penangkapan. (Ahmad)